Rabu, 02 Mei 2012

PROFIL BERPRESTASI JAWA BARAT

RIDWAN KAMIL
Nama       :  M. Ridwan Kamil
Lahir        :  Bandung, 4 Oktober 1971
Jabatan    :      
•    Prinsipal PT. Urbane Indonesia
•    Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung
•    Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco),  SAA (Singapura)
Pendidikan    : 
•    Teknik Arsitektur, Institut Teknologi Bandung
•    Master of Urban Design, College of Environmental Design, University of California, Berkeley AS

 
Penghargaan yang diraih:
•    2004    Winner of International Design Competition
•    2004    Islamic Center, Beijing, RRC
•    2005    Winner of International Design Competition
•    2005    Waterfront Retail Masterplan, Suzhou, RRC
•    2005    Winner of International Design Competition
•    2005    Kunming Tech Park, Kunming, RRC
•    2006    Winner Internatonal Young Design Entrepreneur of The Year versi British Council
Indonesia
•    2007    Winner of International Design Competition for Aceh Tsunami Museum
•    2008     Top Ten Architecture Business Award dari BCI Asia
•    2009    Top Ten Architecture Business Award dari BCI Asia
•    2009    Architect of The Year dari Elle Decor Magazine

GORIS MUSTAQIM
Usianya baru saja menginjak 28 tahun, lahir di Garut, tepat tanggal 14 Maret 2011 lalu. Tapi Anda jangan terkecoh dengan penampilan pria single yang bersahaja ini.

Jiwa entrepreneur yang tinggi dan komitmennya pada pengembangan daerah sudah mengantarnya ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Barack Obama. Goris terbang ke negeri Paman Sam bersama pengusaha top Indonesia untuk menghadiri acara Presidential Summit Entrepreneurship 2010.

"Ada 10 orang (yang diundang-red). Ada Pak Ciputra, Putra Sampoerna dan Sandiaga Uno, tuturnya kepada detikcom, Rabu (16/3/2010).

Aktivitas utama Goris adalah menjalankan perusahaan IT bersama kawan-kawan almamaternya di ITB, di bawah naungan PT Resultan Nusantara serta Asgar (Asli Garut) Muda. Pusat aktivitas yang berbeda tempat membuatnya bolak-balik Jakarta-Garut setiap minggunya.

"Saya bergaul dengan siapa saja. Saya bergaul dengan tukang gorengan, satpam, menteri, dirut BUMN. Bergaul dengan siapa saja. Jadi punya jaringan atau networking yang bagus," katanya memberi tips kesuksesannya.

Kesuksesannya tidak diraihnya secara instan. Hambatan modal yang kerap menjadi dinding orang untuk berusaha diruntuhkannya dengan ide kreatif dan relasi yang luas.

"Yang penting punya ide kreatif. Itu yang kita jual. Lalu saya tawarkan ke orang-orang yang saya kenal sampai ada yang tertarik lalu menjadi investor," ujarnya.

Di Garut, Goris dan kawan-kawan melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap pengrajin akar wangi mulai dari pencarian bahan bakar alternatif hingga pemasaran. Mereka juga mencari investor, memanfaatan bahan mentah, memasarkan dan memanfaatkan limbah akar wangi. Usai diambil minyaknya, akar wangi dapat digunakan untuk berbagai macam jenis kerajinan dan souvenir.

Tak berhenti sampai di situ, bersama dengan Asgar Muda, Goris juga aktif di bidang pendidikan berupa pemberian beasiswa ke keluarga tak mampu dan membidani lahirnya koperasi BMT. Tak hanya di Garut, pria bungsu dari 5 bersaudara ini sudah menularkan visinya ke daerah-daerah lain.

"Ada juga sekarang sudah berjalan di Wonosobo dan Magetan. Kita yakin yang bisa membangun suatu daerah adalah putra daerah itu sendiri," terang sosok humoris ini.
TAUFIK HIDAYAT 

Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 30 tahun) adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.
Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. 

Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Ia tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua.

Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.
Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).

Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk meningitis Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.

Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu lalu ia juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga.
  • 1998: Juara Brunei Open
  • 1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games
  • 2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
  • 2001: Juara Singapore Open
  • 2002: Juara Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
  • 2003: Juara Indonesia Open
  • 2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
  • 2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
  • 2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
  • 2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
  • 2008: Juara Macau Open
  • 2009: Juara US Open, Juara India Open
  • 2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS
  • 2011: Semifinalis VICTOR- BWF Superseries Finals, Runner Up PROTON MALAYSIA OPEN SUPER SERIES, Semifinalis Victor Korea Open Super Series Premier, Semifinalis Yonex – Sunrise India Open Superseries, Perempat final Indonesia Open Superseries Premier 2011, perempat final 2011 Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold, Runner - up 2011 Yonex Canada Open, Semi final Bankaltim Indonesia Open GP Gold 2011, Juara India Open Grand Prix Gold 2011
  • 2012: Semifinal MAYBANK Malaysia Open Presented by PROTON, Perempat final YONEX All England Open Badminton Championships 2012, Semi final Swiss Open 2012, Perempat final 2012 Yonex Australian Open GP Gold. 

SUSI SUSANTI
Susi yang dilahirkan di Tasikmalaya pada 11 Februari 1971 ini, telah mengharumkan Indonesia di pentas internasional sejak berusia 14 tahun, yaitu ketika merebut gelar juara di ajang World Championship Junior pada 1985. Pecinta bulutangkis Indonesia di era 1990an tentu tidak akan pernah melupakan hari itu, yaitu saat dengan mengharukan Susi Susanti mempersembahkan medali emas pertama untuk Indonesia di Olimpiade Barcelona pada 1992. Susi Susantilah orang pertama yang membuat Sang Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang di ajang olimpiade. Prestasi Susi lainnya di ajang olimpiade adalah meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.

Peraih penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004, layak mendapat gelar sebagai Ratu bulutangkis se-Asia Tenggara, saat menjadi Juara SEA Games sebanyak 5 kali berturut-turut pada 1987,1989, 1991,1993 dan 1995.

Selain di kawasan Asia Tenggara, prestasi Susi Susanti dalam bulutangkis di arena internasional adalah sebagai berikut :
  • Pada tahun 1985 menjuarai World Championship Junior.
  • Tahun 1987 menjuarai World Championship Junior.
  • Pada 1989 menjuarai World Cup dan Indonesia Open.
  • Tahun 1990 menjuarai World Cup, All England, World Badminton Grand Prix dan meraih Medali Perunggu pada Asian Games.
  • Tahun 1991 Susi menjuarai World Badminton Grand Prix, All England, Indonesia Open, Japan Open, Denmark Open, Thailand Open, Swedish Open, dan China Taipei Open.
  • Tahun 1992 menjuarai World Badminton Grand Prix, Malaysia Open, Japan Open, Denmark Open, German Open, Thailand Open, dan Swedish Open.
  • Tahun 1993 menjuarai World Championship, All England, World Badminton Grand Prix, Malaysia Open, Dutch Open, German Open, Thailand Open.
  • Tahun 1994 menjuarai World Cup, All England, World Badminton Grand Prix, Indonesia Open, Malaysia Open, Japan Open, Indonesia Open, Dutch Open, German Open, Thailand Open, China Taipei Open dan meraih Medali Perunggu Asian Games.
  • Tahun 1995 menjuarai Indonesia Open, Malaysia Open, Korea Open dan Japan Open.
  • Tahun 1996 menjuarai World Cup, World Badminton Grand Prix, Indonesia Open, China Taipei Open dan meraih medali perunggu di olimpiade Atlanta.
  • Tahun 1997 menjuarai World Cup, Indonesia Open, Malaysia Open, dan Vietnam Open.
  • Pada tahun 1997 Susi Susanti mengakhiri masa lajang dan menikah dengan kekasihnya,sekaligus rekannya di pelatnas yang sudah dipacarinya selama 10 tahun, Alan Budikusuma. Cinta lokasi itu berakhir di pelaminan. Pasangan yang dijuluki sebagai pengantin olimpiade pada Olimpiade Barcelona 1992 karena mempersembahkan emas untuk Indonesia di nomor tunggal putri dan tunggal putra itu, menikah pada 9 Februari 1997. Pada tahun itu juga Susi hamil dan memutuskan untuk ‘menggantung raket’ setelah mengantongi sejumlah gelar juara.
* dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar