Letak Geografis
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat
terletak diujung sebelah barat Pulau Jawa. Provinsi ini merupakan provinsi
dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Ibu kota Jawa Barat adalah
Bandung. Sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda. Sebelah utara dengan Laut
Jawa dan DKI Jakarta. Sebelah timur berbatasan dengan Jawa Tengah, dan sebelah
selatan dengan Samudra Hindia.
Wilayah Provinsi Jawa Barat terdiri dari 16 kabupaten dan 9 kota, yaitu: Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bekasi.
Selain itu juga
termasuk Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi,
Kota Depok, Kota Cimahi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar.
Sejarah & Asal
Usul Jawa Barat
Pada abad ke-5, Jawa
Barat merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan
Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Setelah runtuhnya Kerajaan
Tarumanagara akibat serangan Kerajaan Sriwijaya, kekuasaan di bagian barat
Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Ciserayu dilanjutkan oleh Kerajaan
Sunda, yang beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang Kota Bogor).
Pada abad ke-16,
pelabuhan Cirebon lepas dari Kerajaan Sunda dan menjadi Kesultanan Cirebon. Pun
demikian dengan pelabuhan Banten yang menjadi Kesultanan Banten. Dari tahun
1567 sampai 1579, di bawah pimpinan Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda
mengalami kemunduran besar. Ini juga dikarenakan tekanan Kesultanan Banten.
Setelah tahun 1576, Kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan ibu kota Kerajaan
Sunda, Pakuan Pajajaran yang jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman
pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan jatuh ke tangan Kesultanan
Mataram.
Nama Jawa Barat mulai
digunakan pada tahun 1925, ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi
Jawa Barat. Pembentukan provinsi ini sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet
tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi.
Sebelum tahun 1925 digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau
Pasoendan.
Pada tanggal 17
Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Pada
tanggal 27 Desember 1949, Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan
salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil dari
Konfererensi Meja Bundar (KMB). Namun, Jawa Barat kembali bergabung dengan
Republik Indonesia pada tahun 1950.
Arti Lambang
Provinsi Jawa Barat
Lambang Provinsi
Jawa Barat berbentuk bulat telur, yang merupakan bentuk perisai yang banyak
dipakai oleh laskar kerajaan zaman dulu. Di dalamnya terdapat kujang berlubang
lima, padi kapas, gunung, sungai, terusan sawah, perkebunan, dan bendungan
serta sebuah kalimat bertuliskan “Gemah Ripah Repeh Rapih”.
Kujang adalah alat yang sangat terkenal dalam rumah tangga Sunda. Lubang Lima menggambarkan kalimat unsur Pancasila. Padi kapas melambangkan kemakmuran. Gunung, sungai, sawah, dan perkebunan melambangkan daerah Jawa Barat kaya akan sumber daya alam. Kalimat “Gemah Ripah Repeh Rapih” adalah sebuah pepatah lama di masyarakat Sunda, yang menyatakan bahwa Jawa Barat yang kaya raya bersama penduduknya hidup cukup dan damai.
Kujang adalah alat yang sangat terkenal dalam rumah tangga Sunda. Lubang Lima menggambarkan kalimat unsur Pancasila. Padi kapas melambangkan kemakmuran. Gunung, sungai, sawah, dan perkebunan melambangkan daerah Jawa Barat kaya akan sumber daya alam. Kalimat “Gemah Ripah Repeh Rapih” adalah sebuah pepatah lama di masyarakat Sunda, yang menyatakan bahwa Jawa Barat yang kaya raya bersama penduduknya hidup cukup dan damai.
Kebudayaan &
Kehidupan Masyarakat Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat
adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bandung sebagai
ibu kota provinsi, merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di
Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.
Kebudayaan masyarakat
Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam, Jawa, dan
kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai membakar
kemenyan (pengaruh Hindu), doa-doa menurut agama Islam, pakaian pernikahan
tanpa baju dan berbentuk wayang orang (pengaruh Jawa Tengah), dan pemberian
kado serta hidangan prasmanan model Belanda.
Sebagian penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda. Selain itu, ada campuran Sunda dengan Jawa di pantai utara Cirebon serta sebagian kecil pesisir Indramayu. Mata pencaharian penduduk Jawa Barat yang utama adalah bertani. Bertaninya pun bermacam-macam. Ada yang bertani padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan bunga-bungaan. Selain itu, di daerah Jawa Barat juga banyak terdapat perkebunan teh, cengkih, tebu, dan kina.
Kebudayaan masyarakat Jawa Barat terpengaruh dari 4 sumber, yaitu Hindu/Budha, Islam, Jawa, dan kebudayaan barat. Ini dapat dilihat dari upacara yang disertai membakar kemenyan (pengaruh Hindu), doa-doa menurut agama Islam, pakaian pernikahan tanpa baju dan berbentuk wayang orang (pengaruh Jawa Tengah), dan pemberian kado serta hidangan prasmanan model Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar